Ngerayain 17 agustus diatas puncak gunung batur, acara rutin KPA Mandala Giri SMAN 1 Denpasar.
Nyebelin gak ? waktu sma ga pernah ikut ekstrakulikuler eh giliran uda lulus nyempil diantara siswa-siswi SMA, demi mendaki yang murah.
Waktu itu kita bayar Rp 75.000/orang (uda dapet 1 x makan dan transportasi pp) tapi naik truk dan berdiri haha.
Soalnya kalau ga bareng KPA Mandala Giri, kita bakal kena biaya Guide yang kabarnya mulai dari 200.000 – 400.000 ribuan.
Naik truk beramai-ramai dari SMAN 1 Denpasar, sampai di Kintamani sekitar jam 2 siang. Sebelum memulai perjalanan ke post peristirahatan
kita makan bersama dulu. Nah kalau buat kalian yang ikutan tour biasanya dijemput dari denpasar sekitar pukul 2/3 subuh dan sesampainya ke
Kintamani langsung memulai pendakian. Nah bedanya kalau kita bermalam dulu disini dan melanjutkan perjalanan keesokan harinya pukul 5 pagi.
Tanpa tenda, cuma bermodalkan sleeping bag dan makanan secukupnya, sisanya minta-minta sama adek-adek SMA.
Baik banget ada yang ngasih sate, lontong, karena mereka bawa panci segala, sedangkan kita cuma bawa mie instan dan roti.
Perlu diingat bahwa segala jenis makanan yang mengandung Sapi dilarang untuk dibawa ke area pendakian gunung batur.
Kalau minuman rasa sapi ? susu sapi ? ga boleh juga berarti.
Tanggal 17 agustus tepat jam 5 pagi kita semua bangun dan bersiap-siap berjalan hingga ke puncak.
Perlu diketahui kita bukan satu-satunya group yang akan mendaki hari itu mengingat mendaki gunung menjadi
semacam tradisi untuk merayakan 17 agustus jadi dari berbagai sekolah ataupun kelompok berbondong-bondong datang.
Meskipun tempat peristirahatan atau jalur mendakinya berbeda-beda toh dihampir puncaknya tetep macet.
Berada lebih tinggi dari awan wohooooooooo
Setelah terpisah di kaki gunung, akhirnya bertemu di puncak gunung.
Kalau ditanya susah ga mendaki gunung batur ? buat aku, tetep susah turun daripada naiknya, belum lagi panasnya.
oh jadi ini rasanya mendaki di hari kemerdekaan indonesia, ruameeeee banget, sampai antre mau naik gunung kayak antre h&m pertama buka.
Tuh kalau di zoom isinya orang semua, tapi seru banget
Ayah dan anaknya sedang membacakan teks proklamasi.
Setelah melihat moment sunrise, kita berkeliling puncak gunung batur dan sampai lah ke bagian yang paling saya suka
Saya sama sekali ga mengada-gada warna yang tampak disini. ini semua asli.
Memang seindah ini bukan halusinasi.
Desa di sekitaran daerah kintamani terlihat seperti miniatur dari puncak gunung
Bagian yang paling aku benci, turun gunung. Di kondisi bebatuan dan panas terik, kita harus menahan berat badan selama
berjam-jam untuk bisa sampai lagi di tempat semula kita memulai pendakian. Luar biasa ini dia yang paling capek
Seperti ini lah kira-kira gambaran rute saya mendaki gunung batur.
Bulan yang paling bagus untuk mendaki adalah bulan tanpa hujan, juni – agustus selalu jadi bulan favorite saya buat
exlpore alam di indonesia. Musim tanpa mendung dan hujan, langit biru dan pastinya PANAS.
Next time kalau ke bali jangan hang out di seminyak aja, ayo cobain naik gunung batur, abis mendaki langsung deh
mandi air panas di toya bungkah. WHAT A LIFE !