Raja Ampat Papua May 7, 2017  

Berawal dari Garuda Travel Fair yang aku datengin, rencananya mau cari tiket murah ke Sumba.

Jujur aja setiap beli tiket murah itu (waktu itu bulan Oktober 2016) aku ga lihat kalender, ga peduli

tanggal merah atau hitam aku pakai kata hati aja belinya, April deh 3 – 9.

Pas dicheck taunya mahal ke Sumba ditanggal itu. Akhirnya aku iseng bilang, yauda coba Sorong ,

eh taunya dapet diharga 2,5 juta PP dengan maskapai Garuda.

Artinya aku bakal ke Sorong yaitu Raja Ampat di tahun 2017 pada bulan april,

seiring berjalannya waktu tiket itu didiemin aja, info info diraja ampat belum dicari juga sampailah

akhirnya bulan December mulai browsing dan ternyata mahal banget disananya, MAMPUS.

Masak berdua sewa kapal untuk menuju Pulau Wayag 19 juta ( dibagi 2 orang ) Baru kapal aja belum

penginapan dan belum diving PUSING , akhirnya browsing lagi dan nanya sana sini mereka

bilang emang kalau cuma berdua ya untung-untungan, kalau pas di Homestay itu ada yang mau

ke pulau A misalnya, ya bisa samaan, kalau enggak ada ya aku musti bayar sendiri.

Oke mulai mules dari December bisa ga jadi  ini ceritanya kalau musti keluarin duit segitu untuk

transportasinya menuju Pulau Pulau cantik di Raja Ampat.

Tapi emang ada aja ya jalan, tiba – tiba di Instagram ketemu sama Wendra yang punya open trip ke

Raja Ampat. Tapi kendalanya ga ada jadwal trip di tanggal kedatangan aku di Sorong.

Jadi mulai December aku uda koar koar sana sini nyari orang yang mau ke Raja Ampat, dan akhirnya

berangkatlah kita ber 5 dari Bali dan 1 dari Jakarta ke Raja Ampat, buat yang mau tau biayanya berapa

baca terus tulisannya supaya mengikuti ceritanya juga, hehe.

Kalau berangkat dari jakarta enaknya adalah ga lama transit di Makassar, karena ada batik air

yang terbang langsung ke Sorong, bahkan sekarang dari bandar udara Sorong bisa lanjut penerbangan

ke Waisai untuk lebih mudah mencapai Raja Ampat. Sedangkan perjalananku cukup lama dan jauh

Denpasar – Makassar ( transit 9 jam ) – Sorong – Waisai – Pulau Mensuar .

Sesampainya di Bandar udara Sorong kita sudah langsung dijemput oleh tim nya wendra yang

arrange trip kita, untuk diantar ke pelabuhan, karena kita mau melanjutkan perjalanan laut

via kapal ferry ke waisai kurang lebih 2 jam (maaf kalau salah, jujur saya tidur tiada henti).

Tiket ferry sudah diurus oleh tim dan sudah include dalam harga trip.

Di waisai kita sempet jalan jalan keliling kota, cobain makan papeda, dan ketemu adik adik papua

yang keriting keriting dan bahagia banget pulang sekolah langsung main air di pantai.

Papeda, aku pribadi ga terlalu suka haha aneh kayak jelly tapi pakai ikan .

Gereja GKI alfa omega waisai, bentuknya kura – kura .

Keadaan kota waisai.

Pelabuhan Waisai saat menunggu dijemput oleh kapal dari Homestay, disini kita diharuskan

membayar biaya masuk ke daerah raja ampat yang dikenal dengan nama Pin Raja Ampat

500.000 ( untuk domestik ) 1.000.000 ( untuk mancanegara ),

bisa cash / debit / kartu kredit bayarnya, tersedia mesin EDC di loketnya. Di Waisai inilah

kesempatan terakhir kalian yang perlu ke ATM dan ambil cash karena nanti setelah

menuju pulau di tempat kita menginap sudah tidak bakal ketemu yang namanya ATM.

Berlaku 1 tahun, jadi pin raja ampat itu berupa kartu agak tipis seperti kartu di telephone umum dulu.

Sampailah kita di Homestay , kamar nya langsung laut .

Bener bener menyatu dengan alam, bahan bangunan homestaynya semua dari alam , yang saya

takutkan cuma satu, NYAMUK. Untuk kamarnya dilengkapi dengan kelambu kok dan selamat sampai

sekarang tidak kena malaria, Autan yang saya bawa lebih banyak dari sunblock.

Kamar aku yang ditengah, seru sekali homestaynya .

View dari depan kamar, setiap malam kerjaan kita disini duduk duduk ngobrol, main games, kebetulan

signalnya tidak begitu bagus jadi bener – bener liburan tidak main gadget. Listrik menyala dari jam

6 sore sampai jam 6 pagi, tapi ga berpengaruh juga, karena setiap harinya jadwal kita full.

Dari tempat makan kita di Homestay, jadi makan pagi – siang malam sudah include semua

dari trip, kita hanya terima beres .

Baru sampai di Homestay belum ada 20 menit istirahat sudah langsung diajak ke Pasir Timbul

kebetulan lokasinya juga berdekatan dari Homestay, tapi sayang mendung.

Keesokan paginya hujan ,  yang bikin deg degan karena kita mau mengarungi lautan

dengan perjalanan lama yaitu 3 jam one way untuk menuju ke Pulau Wayag. Mati gaya di kapal

semua posisi tidur sudah saya cobain, sepertinya minum antimo supaya tidur pulas merupakan

tips menuju wayag haha . Ngobrol juga susah karena kalah sama suara mesin speed boat, dengar

lagu di hp juga ga begitu kedengeran.

Di suatu pulau untuk melapor sebelum naik ke bukit Wayag, disini saya kaget liat ada ikan

hiu (blacktip) seliweran bebas dengan beberapa baby shark dan ikan lainnya.

Waktu pertama kali ke Flores saya kagum bisa melihat baby shark dari dekat dan bisa berenang bareng

sekarang di Raja Ampat ketakjuban saya adalah lihat blacktip shark dari jarak sedekat ini .

Desa Selpele, masih diperjalanan menuju Pulau Wayag, di desa ini kita pertama kali melihat

orang-orang mancing hanya dengan tali dan kail (tidak pakai umpan) ikannya sudah banyak

ngumpul tinggal ikan mana yang terkena kail saat tali itu ditarik keatas.

3 jam perjalanan akhirnya kita sampai juga di wayag dan ternyata ini dia cara kita naik

ke puncak wayag 2, Boat diikat ke batu dan kita mulai memanjat.

Batunya seperti batu karang tajem tajem dan curam juga medannya, tapi ga terlalu susah ternyata.

Pemandangan cantik, kelihatan gak tajem batunya kayak apa ? disarankan menggunakan sepatu ya

kalau mau lebih lagi pakai sarung tangan sekalian hehe.  

Akhirnya ini dia icon raja ampat, bisa melihat langsung, oh indahnya Indonesia

 

Full team diatas puncak wayag 2, teman sd bertemu lagi seru sekali.

Turun dari puncak wayag kita makan siang di pantai ini, makan siangnya sudah disiapkan sama

orang di homestay dari pagi hari jadi dibawa kesini seperti mau piknik, menunya sudah pasti

ikan segar dan sayur-sayuran. Saking jauhnya pulau wayag hari itu kita hanya menghabiskan hari

dengan satu tujuan aja, pergi pagi pulang malem.

Batu Pensil, pengennya tuh bisa berenang disini karena lautnya tenang dan jernih tapi masalahnya

sehabis ini kita masih harus ke tujuan selanjutnya dan masak basah-basahan. DILEMA !

Teluk Kabui, ini lagi lagoonnya super jernih dan lagi lagi pengen berenang tapi ga mau lepek.

Sudah sampai di Pianemo, biasanya disebut mini wayag. Nah Open trip wendra juga bisa tuh request

kalau ga mau include wayag, harganya jauh lebih murah jadinya, karena pianemo ini ga sejauh wayag.

Langsung melirik kelapa muda di pianemo, mantabs ! Kita naik dulu ke puncak pianemo setelah itu

baru minum dan makan kelapa .

Terima kasih karena dibuatkan tangga yang sangat bagus untuk menuju puncak pianemo

tidak sudah dan capek .

 

Kalau bisa di zoom mungkin kelihatan keringet saya yang berkucuran seperti lagi ngerjain proyek

bangunan, panasnya ampun ampunan. Jatuh cinta kesekian kalinya sama Raja Ampat, ini tempat

masih sangat sepi dan indah sekali, naik ke puncak wayag ga ada siapapun selain grup kita dan sama

saat kita naik ke puncak pianemo juga begitu. Puas melihat pemandangan , puas foto foto.

Dari Pianemo kita beranjak ke sebelah yaitu Telaga Bintang

Yes memang seperti bintang bentuknya, naiknya ga begitu capek karena batu- batu karangnya

sudah di buatkan tapakan semen jadi gampang lah naiknya . Ga kebayang kalau suatu saat

Raja Ampat bakal seramai Pulau Komodo, sekarang sih jalan naiknya masih kecil dan super sempit.

Sampai ditujuan berikutnya Pulau Arborek, saatnya snorkeling dan melihat ribuan ikan berkumpul.

Di pulau ini juga kita bisa beli soft drink dan beer, harga beer bintang kalengan adalah 60.000

permisi itu ikan semua ya

spot snorkeling berikutnya adalah Yenbuba

Bapak pemandu kita selama di Raja Ampat ngajak kita pagi hari untuk liat dan kasi makan hiu,

lokasniya 5 menit jalan kaki dari homestay. Ga kebayang segini banyaknya hiu yang saya liat

pagi itu, dan ga cuma hiu aja yang kepermukaan tapi Napoleon dan Lion Fish.

Seumur – umur main dilaut saya ga pernah liat ikan-ikan ini semua kalau enggak diving,

di Raja Ampat dengan mudahnya mereka semua ada di permukaan laut.

Lion Fish cantik tapi berbahaya, kayak kamu ! hehe .

Trip yang ditawarkan sama Wendra itu terbilang murah dengan harga 4 juta (exclude tiket pesawat,

pin raja ampat, penginapan di sorong). Yang kita dapet uda banyak banget tempatnya terus ini sampai

ke Pulau Wayag. Makan, akomodasi, alat snorkeling dan  transportasi menuju semua

pulau yang aku ceritain di atas sudah include.

  

Kapal yang membawa kita keliling raja ampat setiap harinya,

spot terakhir snorkeling adalah Frewend. Enggak nyangka akhirnya bisa ke Raja Ampat juga,

yang selama ini terkenal mahal banget, kalian kalau mau kesana usahakan beramai join private trip

yang isinya kamu dan teman teman dekat kamu, seru banget .

Di frewend aku disengat ubur ubur , jadi banyak sekali oleh oleh bekas sengatan di badan terutama

bagian kaki aku, oleh oleh dari raja ampat.

Penginapan di raja ampat memang sangat banyak dan beragam mulai dari homestay sampai resort

harganya masih terjangkau, tapi penjemputan dilakukan oleh pihak akomodasi, ini dia dimulainya

kemahalan itu kalau kalian trip hanya bersedikit. Belum lagi biaya transportasi saat kamu mau

Jalan – Jalan ke pulau lain, kalau kamu memang hanya mau di homestay dan snorkeling tiap paginya

di depan kamar pastinya ga akan banyak keluar biaya. Tapi masak sudah jauh jauh ke Raja Ampat

enggak ke wayag ? pianemo ? arborek ? . Semoga tulisan ini membantu kalian yang penasaran

sama raja ampat ya, yuk ke raja ampat.