Awalnya tujuan kita ke switzerland itu buat ke Bern, liat salju, tapi ternyata tiket kesana
baik pesawat/bus/kereta mahal banget,
sedih rasanya uda disana tapi ga jadi ke tempat tujuan.
Jadinya kita ke Geneva, Geneva merupakan pilihan rain, alesan ke Geneva yaitu
untuk mengunjungi palace de nation
( ya ampun dia uda pernah ke headquarter PBB di new york sekarang dia minta yang ke Geneva ).
Karena Swiss negaranya emang mahal banget, selama di Geneva kita tingga di host couchsurfingÂ
Hostnya cowok dan gila Party, ga kuat ngikutin dia yang kelayapan mulu sampe subuh,
yang paling kocak dan agak nyeremin sih waktu hari terakhir kita di Geneva dia  belum pulang,
sedangkan kita harus segera ke Train Station buat pindah negara lagi.
Karena bingung nelfon HP nya di angkat-angkat akhirnya kita ninggalin rumahnya tanpa dikunci.
Jadi kalau yang mau traveling tapi mau menghemat bisa coba daftar buat jadi member couchsurfing dan selamat mencari host
di tempat tujuan kalian, rajin-rajin baca profile orang yang bersangkutan sebelum request couch ya,
liat juga testimoni-testimoni orang lain ke orang yang mau kalian request as couch.
Pilihan rain dan cuma rain yang ngerti apa yang terjadi disini
Cuma bisa melihat gunung es dari kejauhan.
Aku mau kesana .. aku mau kesana .. aku mau liat salju
Instalasi Laba-Laba raksasa karya Louise Bourgeois
The Jet D’eau (icon kota geneva), ia itu air mancur, ia itu icon nya
Versi lebih dekat lagi
Helvetica Street, mules liat harga-harga makanan di restaurant di Swiss, mahalnya poll.
Swiss dikelilingi Jerman, Italia, Perancis, Austria, jadi bahasa yang digunkan tergantung kalian ke kota mana.
Karena Geneva berada di perbatasan Swiss – Perancis maka bahasa yang digunakan adalah bahasa Perancis.
Mata uangnya adalah Swiss Frank (CHF). Swiss memang cantik dan menarik tapi mahalnya bikin mules.
Tarif hostel di swiss paling murah berkisar Rp 500.000,-
Karena Geneva merupakan kota kecil jadi kita menghemat dengan cara jalan kaki selama di Geneva.