Dali – Shangri la perjalanan menggunakan sleeper bus yang berangkat dari Dali sore hari.
memang cerita selama di Dali belum sempat di upload ke blog, karena memang ga banyak yang
kita lakuin di dali selain ke erha lake dan old town dali yang keadannya lebih hipster dari old town
Lijiang. Beli tiket busnya juga agak ribet karena kita harus langsung menuju bus station beberapa
hari sebelumnya, bus station yang letaknya tidak seperti bus station biasanya, memastikan bahwa
tanggal dan hari yang kita pilih benar, karen komunikasinya memang agak sulit. Keadaan sleeper bus
nya bisa dilihat seperti foto diatas, lengkap dengan bantal dan bed cover, karena sudah larut malam
kita sama sekali tidak melihat keadaan jalan pada malam itu, ternyata Shangri la itu
berada di ketinggian 3080 meter diatas permukaan laut, jadi lumayan tinggi ya .. bus yang kita
tumpangi berkelok kelok tiada hentinya, ternyata malam itu kita di bawa di ketinggian 3080 meter
dan sampai lah kit di Shangri La tengah malam, langsung di jemput oleh pihak hostel kita menginap.
Dari tempat kita menginap untuk menuju old town yang sedang dalam tahap pembangunan
kembali karena sempat terbakar beberapa tahun silam perlu naik bus.
Jalanan di old town masih bebatuan
Cuaca di Shangri la / Deqen saat itu 3 derjat celcius, letak Shangri la berada di ujung utara
provinsi Yunnan, banyak yang menyebutkan bahwa Shangri la merupakan tempat awal
dimana kita bisa menghirup udara tibet.
Big Wheel prayer di Guishan Park , spin for luck
excited karena melihat langsung bagaimana sih tibetan flag prayer itu, ternyata setiap warna
itu punya artinya sendiri. Kenapa di gantung doa doa nya ? karena dipercaya doa dan ucapan
syukur yang dituliskan dalam bendera doa tergantung dan terkena angin yang artinya doanya
juga akan ikut menyebar dan menyatu dengan udara / angin itu .
Hari-hari biasanya kita selalu habiskan di Old Town, karena uda mulai agak capek jadinya
kebanyakan itu duduk dan ngobrol di cafe, selain kedinginan juga. Selama di Shangri La /
Zhongdian / Deqen tempat yang paling berkesan adalah Sumtseling Monastery. Gede banget
bisa dilihat dari Maps nya .
Harga tiket masuk CNY 115 ( maret 2015) , gampang sekali untuk menuju kesini karena ada Bus
yang langsung kesini, nah jadi ceritanya itu kan public bus jadi menyatu dengan masyarakat sekitar
dan para monk, kita bertiga naik bus itu tiba-tiba disuruh turun sama penjaga, awalnya kita bingung
kenapa disuruh turun ? kan mau ke monastery, yauda pasrah aja turun tanpa ngerti musti ngapain
selanjutnya, kita cuma liat ada bangunan kayu besar, kita masuk dan ternyata disana harus beli
tiket dulu, haha. Kirain beli tiket masuknya itu di depan monastry nya ternyata bukan, ditengah
jalan ada penjaga (seperti polisi) check bus dan turunin muka-muka turis kayak kita. Tapi setelah
kita beli tiket sudah ada bus yang tadi lagi nungguin di pintu keluar. Baru ngeh ternyata seperti itu.
Siap-siap naik tangga ya
Baru naik beberapa tangga nengok ke belakang pemandangannya seperti ini
Biksu biksu muda dengan handphone dan sepatu nike nya ,
ada yang sudah pernah baca The Last Horizon karya James Hamilton, disana
katanya dituliskan tentang Shangri La ini, aku sendiri belum baca sih jadi otomatis ga tau
isi bukunya , tapi buku itu cukup terkenal saat kalian datang ke china karena hampir semua orang
akan bahas / baca buku itu kalau di perhatikan saat mengunjungi china , terutama shangri la.
Kalau mau google keyword nya Shangri La china ya, karena kalau Shangri La aja yang keluar cuma hotel.
Karena kita bertiga bawa masing masing camera dan pada akhir perjalanan kita saling share semua
foto, jadi foto yang diambil ini mix ya ada yang diambil fitri, wungsu atau aku. Jenis cameranya
juga beda-beda semua, tapi pada dasarnya hari itu sangat cerah jadi hasil fotonya sangat bagus.
Turis diperbolehkan untuk masuk ke dalam tapi tidak di perbolehkan untuk mengambil foto
karena menggangu para biksu yang sedang berdoa / meditasi.
Kalau dihitung hitung lagi berapa banyak kuil di Monastery ini ? dan di dalamnya juga sangat
banyak sekali biksu dengan pakaian khas mereka yang berwarna merah maroon.
Shangri La
Kalau punya budget lebih kalian bisa naik ke gunung : Shika Snow Mountain / Meili Snow Mountain.
Saat selesai berjalan – jalan di sekitaran Songzanlin Monastery kita kebagian danau yang berada
pas di depan pintu masuk Monstery. Jangan bingung ya Songzalin dan Sungtseling Monastery
itu sama, bukan 2 tempat yang berbeda
Tibetan flyer flag bnyk sekali disepanjang danau ini dan banyak babi juga
web yang mungkin bisa membantu saat kalian mau berkunjung ke china